Home / Artikel / Politik Ngangal

Politik Ngangal

oleh H. Sofyan Noor AA

“Politik itu ngangal” (Ucapan Drs.H.Bahdar Johan kepada H.Syamsul Mu’ari f, BA)

Berpolitik harus tahan banting, istilah pak Syamsul ganal hampadal, sebab politik tidak ada yang tidak mungkin, selalu terjadi kejutan dari ke waktu ke waktu, dari generasi ke generasi , banyak akrobatik , saling mendahului, telikung , tikungan, belokan tanpa adanya lampu sein atau riting, yang lebih parah lagi lampu sein nyala ke kiri, tapi justeru belok nya ke kanan, tidak ada teman maupun lawan yang abadi, yang abadi hanya “ kepentingan “ , meminjam istilah pak Syamsul, “ asal jangan ba kafiran haja “

Hari ini , saat ini sudah waktunya anak muda terjun ke dunia politik, dengan berbekal ilmu pengetahuan , walau belum memiliki pengalaman yang cukup, tetapi mereka mempunyai samangat yang tinggi untuk berbakti dan mengabdi kepada bangsa dan negara , Indonesia. Kita hanya berharap mereka konsisten, istiqomah dalam perjuangan, sesuai dengan hati nurani dan nilai nilai kebenaran, etika dan moral.
Hindarilah sikap merasa paling tahu segalanya. Apalagi ketika diberi kepercayaan memangku jabatan strategis, seketika merasa paling hebat, paling berpengalaman. Menganggap yang lain rendah, arogan dan memperlakukan setiap orang sebagai bawahan, walau dengan seniornya, istilah kami “ merasa pa iyanya, harat banar, pina cakah “.

Tujuan memberikan jabatan pada anak muda, agar memberikan pengalaman, supaya merasakan dan bisa belajar lebih cepat, ada estafet, belajar etika dalam politik, bukan berarti menghapuskan jasa dan sejarah para senior,
Hindarilah sikap seolah paling mengerti, paling ahli, lalu rentan salah paham, tidak nyambung, dan bahkan sesat pikir, dan akhirnya jatuh “ .seperti anak baru belajar jalan “.

Seperti kakanak belajar jalan , belum tahu cara bagaimana cara berdiri dan berjalan, akhirnya jatuh, lalu menangis sekerasnya, walau sebenarnya tidak sakit. Kalau berpengalaman , terbiasa dan mengerti cara berdiri dan berjalan, setapak, selangkah tentu akan mengerti dan memperhitungkan kemampuannya.

Ungkapan ini memberikan nasehat, kalau menduduki jabatan hebat, bila umur dan pengalaman masih belia, belajarlah tenang, pelajari lah setiap masalah dengan seksama, bersikap arif dan bijaksana, pelajari sekeliling, jangan-jangan banyak yang lebih berpengalaman, hormati mereka, walau sebaya, semasa, itulah “ rendah hati “

Semoga bermanfaat, mohon maaf kalu tasalah.

Catatan :
“ Drs. H.Bahdar Joehan ( mantan Wakil Bupati HSS dan anggota DPR Kab. Hulu Sungai Selatan) “
“ H.Syamsul Mu’arif, BA. ( mantan fungsionaris Golkar , mantan ketua Fraksi Golkar DPR-RI , dan Mantan Menkominfo era Oresiden Megawati Soekarno Puteri
“ keduanya pak Bahdar dan pak Syamsul ( Sudah almarhum)

About Ahmad Juhaidi

Check Also

Unduh Buku “Leadership in Organizations” Gary Yukl

Buku “Leadership in Organizations” oleh Gary Yukl membahas berbagai aspek kepemimpinan dalam konteks organisasi. Isinya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

UA-82099772-1